MenerbitkanBuku, Tutorial. 3.722 views. Penyunting adalah profesi yang memiliki peran vital dalam penerbitan. Hampir semua penerbit buku memiliki penyunting untuk mempersiapkan naskah yang akan diproses penerbitan buku nya. Pekerjaan penyuntingan bukan merupakan pekerjaan yang ringan karena tidak dapat dijadikan pekerjaan sampingan. Tidakperlu secara lengkap menjelaskannya. Kalian cukup membuat satu sampai tiga paragraf saja tergantung dari panjangnya artikel jurnal. Biarpun singkat, ringkasan jurnal ini harus bisa menjelaskan detail tentang artikel, tujuan penulis dalam menulis artikel, serta bagaimana tujuan tersebut dicapai, dan seperti apa hasilnya. Aspekmeteorologis yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sumber daya angin sebagai pembangkit listrik tenaga angin adalah . SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah 3 Bagilah buku menjadi beberapa bagian. Agar lebih mudah diringkas, bayangkan buku yang Anda baca terdiri dari 3 bagian. Setiap cerita selalu ada awal, tengah, dan akhir. Gunakan cara yang sama saat mencatat. [3] Bagian awal catatan berfokus menjelaskan tokoh utama dan latar belakang cerita. Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB II ISI Pembahasan Perencanaan Karangan Definisi Tahapan Dalam Perancangan Karangan Langkah-langkah Membuat Perancangan Karangan Menulis Ringkasan Definisi Tahapan Membuat Ringkasan Yang Baik Dan Benar Resensi Definisi Tahapan Membuat Resensi Langkah-langkah Meresensi Buku BAB III Penutup Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa Indonesia adalah bahasa kita. Kalo bicara bahasa indonesia bukan cuma bicara tentang sebuah alat komunikasi, bukan cuma sekedar bahasa persatuan, namun bahasa indonesia juga merupakan alat untuk mengatur bagaimana tata bahasa indonesia. Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam bahasa indonesia. Banyak kegiatan dalam bahasa indonesia yang berhubungan dengan menulis seperti perencanaan karangan, meresensi buku, menulis ringkasan dan banyak lainnya. Dalam menulis, kita secara tidak langsung belajar meningkatkan kemampuan kita dalam berpikir dan menggali ide-ide segar. Untuk itu makalah ini dibuat untuk membantu teman-teman yang punya hobi atau kegemaran menulis namun bingung harus dimulai darimana. Sebab dalam menulis, kita tidak hanya membuat sebuah tulisan yang ada dalam pikiran kita. Namun ada langkah-langkah khusus yang perlu dilakukan untuk membuat sebuah tulisan menjadi unik dan menarik untuk dibaca oleh pembaca. Dalam makalah ini, akan dibahas secara jelas dan sederhana bagaimana melakukan perencanaan karangan, menulis karangan dan meresensi buku. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud perencanaan karangan ? Bagaimana tahapan dalam perencanaan karangan yang baik dan benar ? Apa yang dimaksud dengan ringkasan ? Bagaimana membuat ringkasan dengan baik dan benar ? Apa yang dimaksud dengan resensi ? Bagaimana tahapan dalam membuat rensensi buku yang baik dan benar ? Tujuan Mengetahui pengertian dan tahapan perencanaan karangan Mengetahui pengertian dan tahapan membuat ringkasan Mengetahui pengertian dan tahapan resensi buku BAB II ISI Pembahasan Perencanaan Karangan Definisi Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan. Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir. Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan, penulisan, penyuntingan, dan presentasi. Tahapan dalam Perencanaan Karangan Tahapan-tahapan pembuatan perencanaaan karangan adalah sebagai berikut 1. Prapenulisan Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis, Menyusun ragangan garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap, Menetapkan landasan teoritis, Menetapkan sumber data primer, sekunder dan cara mengumpulkannya, Menetapkan metode pembahasan, Menyusun daftar pustaka sementara, dan Menjadwalkan pelaksanaaanya. 2. Penulisan Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan; Penulisan tersebut mencakup Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran. 3. Penyuntingan Editing Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa. Dengan adanya tahap penyuntingan revisi, semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi. Langkah-langkah Membuat Perencanaan Karangan Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan Topik Karangan Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut. Judul Karangan Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu Bahan penulisan Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya. Beberapa bahan penulisan sebagai berikut Bahan pustaka Wawancara Angket / kuisioner Kerangka Karangan Penyusunan Kerangka Karangan Tahapan pertama adalah merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan atau tesis. Tahapan Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas dari tesis atau pengungkapan maksud tadi hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi. Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi. Tahapan Ketiga adalah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut Penyuntingan Revisi Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis . Yang direvisi dari karangan yang telah dibuat meliputi a Penyuntingan Naskah data, data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan ataupun penggantian data. b Penyuntingan Materi pendapat baru, seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu dilakukan revisi. c Penyuntingan Bahasa ketikan, dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD. Menulis Ringkasan Definisi Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan Precis yang berarti memotong atau memangkas adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. [1] Sedangkan menurut Asmi 2004, Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat. Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam tulisan aslinya yang panjang. Tahapan Membuat Ringkasan Yag Baik dan Benar Beberapa hal yang perhatikan untuk membuat ringkasan yang baik dan benar antara lain Membaca Naskah Asli Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang. Mencatat Gagasan Utama Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu. Dalam hal ini gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama, sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu kalimat. Mengadakan Reproduksi Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat ringkasan yang dimaksud. Dalam ringkasan, urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Keetentuan Tambahan Adapun bebrapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan dapat ditulis dengan baik, diantaranya Sebaiknya dalam menyusun ringkasan menggunakan kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan ringkasan kalimat-kalimat saja. Ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat atau digeneralisasi. Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah. Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam ringkasan. Resensi Definisi Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas, kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi Identitas buku judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku; pokok-pokok isi buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi buku; serta penilaian terhadap buku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku majalah itu memuat, buku-buku yang baru terbit. Secara etimologi, “Resensi” berasal dari bahasa Latin, dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai, mengulas sebuah buku. Tahapan Membuat Resensi Pada saat membuat resensi, resentator harus betul-betul menguasai dan mengetahui bahan yang akan diresensi. Dengan demikian, karangan resensi tidak hanya mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat didalam karya tersebut, melainkan mencangkup pula uraian perbandingan dengan karya-karya lain yang sejenisnya. Guna memberi gambaran yang semakin jelas tentang resensi, berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari resensi. Peresensi harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan meninggalakan sepenuhnya sikap subjektifitas. Peresensi mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi Peresesnsi harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain yang memiliki kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi Peresensi harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jeas dan terarah pada bagian yang diberi komentar agar tidak menimbulakan kesalah tafsiran antara resentator denga penulis buku tersebut Peresensi haru mengungkapkan data berupa bagaian atau unsur-unsur yang diresensi secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihubung-hubungkan antara keduanya oleh pembaca Peresensi harus menghindari interprestasi yang keliru terhadap bahan yang diresesni, yaitu dengan cara mengetahui dengan jelas tujuan dan arah penulis/penyaji karya tersebut Dengan memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi, diharapkan akan memberikan arah dan gambaran di dalam membuat resensi. Aspek-aspek dalam membuat resensi sebagai berikut Jenis Buku Jenis / bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi. Keaslian Ide Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau jiplakan dari buku lain yang pernah terbit. Bentuk Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya. Isi dan Bahasa Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya. Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator. Simpulan Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak. Langkah-langkah Meresensi Buku Langkah-langkah dalam membuat sebuat resensi buku adalah sebagai berikut Membuat judul resensi Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. Menyusun data buku atau identitas buku Data buku biasanya disusun sebagai berikut Judul buku apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya .; Pengarang kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.; Nama penerbit Tahun terbit beserta cetakannya cetakan ke berapa; Tebal buku; Harga buku jika diperlukan. Membuat pembukaan Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh; Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain; Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang; Memaparkan keunikan buku; Merumuskan tema buku; Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku; Mengungkapkan kesan terhadap buku; Memperkenalkan penerbit; Mengajukan pertanyaan; Membuka dialog. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis; ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; keunggulan buku; kelemahan buku; rumusan kerangka buku; tinjauan bahasa mudah atau berbelit-belit; adanya kesalahan cetak. BAB III PENUTUP Kesimpulan Sebagai penutup dan kesimpulan kami sebagai tim penulis menyimpulkan bahwa keterampilan menulis dalam bahasa indonesia bukan hanya tentang bagaimana kita hanya sekedar menulis tapi dalam menulis sendiri memiliki tahapan serta langkah-langkah yang sistematis dan terurut agar tulisan tersebut bukan hanya sekedar tulisan namun tulisan-tulisan tersebut diharapkan mampu membawa manfaat dan kebaikan bagi para pembaca. Sebab lewat tulisan pula, kita bisa berkontribusi dalam membangun dan meningkatkan budaya literasi kepada generasi kita. DAFTAR PUSTAKA Htttp// Htttp// Htttp// Htttp// Htttp// Htttp// Isdriani, Pudji. 2009. Kompetisi Bahsa dan Sastra Indonesia. Bandung PT. Kreative P, Tukan. 2010. Mahir Berbahasa Indonesia 2. Bandung Yudhistira Cara menulis novel memang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Khususnya bagi kalian para pemula, maka terdapat beberapa aspek yang tentu perlu ditentukan dan diperhatikan. Sebenarnya, menulis novel tidaklah sesulit seperti apa yang dibayangkan. Seseorang akan merasa sulit apabila sedari awal sudah mendapati rasa takut akan kegagalan. Sebelum menulis novel, maka sebenarnya Anda perlu menghilangkan pikiran negatif terlebih dahulu. Menghilangkan rasa takut meski pada nantinya novel yang sudah Anda tulis hanya dapat dinikmati diri sendiri, dapat menjadi modal utama Anda untuk menulis sebuah novel. Tidak ada salahnya untuk tetap melampiaskan ataupun menuangkan imajinasi dalam pikiran ke dalam tulisan novel. Hal tersebut pada nantinya akan menjadi sesuatu yang bahkan dapat diapresiasi. Apabila rasa kekhawatiran sudah hilang, barulah Anda dapat melanjutkan untuk menulis novel. Dalam cara menulis novel Anda perlu mengetahui apa saja yang harus ditentukan. Berikut ulasannya yang berhasil dihimpun dari Liputan6 dan berbagai sumber. Tentukan Genre Cara menulis novel yang pertama dan penting untuk diperhatikan adalah menentukan genre-nya terlebih dahulu. Anda bisa dengan bebas menentukan genre novel yang ingin ditulis. Umumnya, beberapa jenis atau genre novel yang bisa Anda pilih adalah romantis, horor, misteri, sains, fiksi hingga petualangan dan juga sejarah. Menentukan genre terlebih dahulu sangatlah penting agar Anda dapat fokus ketika menulis sebuah novel. Genre ini pada nantinya juga akan mempengaruhi segmentasi pembaca. Anda bisa melakukan survei terlebih dahulu novel seperti apa yang sedang banyak diminati untuk menentukan genrenya. Penokohan Apabila sudah menentukan genre, Anda bisa melanjutkannya dengan menentukan penokohan. Tokoh merupakan salah satu unsur penting yang harus ada di dalam cerita sebuah novel, bahkan bisa diibaratkan sebagai ruh novel itu sendiri. Pada nantinya, tokoh akan mampu membuat cerita dalam novel menjadi hidup. Selain itu, penokohan di dalam novel juga akan berfungsi sebagai pembangun emosi sang pembaca. Penokohan dapat dikatakan baik apabila memiliki konflik di dalam cerita. Biasanya, beberapa penokohan yang terdapat dalam novel yaitu seperti protagonis pendukung utama cerita, antagonis tokoh jahat dalam cerita hingga tritagonis tokoh pembantu antara protagonis dan antagonis. Karakteristik Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan dalam menulis sebuah novel adalah menentukan karakteristik. Setelah membuat penokohan Anda perlu memberi karakter pada setiap tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Karakteristik juga biasa dikenal dengan sebutan perwatakan yang begitu memiliki peran besar dalam jalan cerita novel. Anda bisa memberikan karakter yang kontras di setiap para tokoh apabila sedang menulis novel penuh konflik agar ceritanya menjadi lebih menarik. Sebab, apabila Anda menciptakan sebuah karakter yang secara umum hampir terlihat sama akan membuat jalan ceritanya membosankan meski sudah memiliki konflik yang besar sekalipun. Tentukan Alur atau Plot Alur atau plot juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam menulis sebuah novel. Sebab, alur atau plot ini dapat dikatakan sebagai tubuh dari novel sendiri. Perlu Anda ketahui bahwa alur atau plot ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran atau alur maju mundur. Dikutip dari berikut adalah penjelasannya – Plot Maju Plot ini paling mudah dan paling umum digunakan oleh penulis karena ceritanya pasti akan berjalan maju ke depan terus. Penulis dapat memasukkan flashback dalam plot ini asalkan tidak mendominasi cerita. Karena, jika cerita didominasi oleh flashback, maka plot tersebut dapat berubah menjadi plot mundur ataupun maju. – Plot Mundur Ciri-ciri plot mundur biasanya diawali dengan hasil klimaks terlebih dahulu di depan. Pembaca dalam hal ini akan dibuat bingung dengan situasi yang tiba-tiba sudah terjadi. Pembaca akan mengira seolah-olah bagian akhir cerita ada di halaman awal. – Plot Maju – Mundur Plot ini biasanya digunakan di dalam novel-novel fiksi. Hanya saja, kamu harus memiliki keahlian khusus dan ketelitian tinggi agar pembaca tidak dibuat pusing dengan cerita di dalamnya. Biasanya plot maju-mundur memiliki presentase plot maju dan mundur sekitar 50l. Menentukan Setting Kemudian Anda juga perlu menentukan setting dalam menulis novel. Setting dapat diibaratkan sebagai panggung yang akan digunakan untuk sebuah pertunjukkan. Akan tetapi setting tetap memiliki batasan serta aturannya sendiri pada setiap jenis setting yang digunakan. Terdapat tips untuk membuat setting yakni dengan menciptakan dunia baru milik Anda sendiri. Nah untuk melakukan hal ini dibutuhkan tingkat imajinasi yang sangat tinggi dan memadukan realita dan juga fiksi. Perlu diketahui, bahwasannya novel dengan imajinasi terlalu kompleks akan membuat pembaca kesulitan menggambarkan imajinasi. Sementara imajinasi yang dangkal akan membuat cerita menjadi membosankan pula. Menentukan Sudut Pandang Sudut pandang juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam menulis novel. Sudut pandang pada nantinya akan berpengaruh pada hasil akhir tulisan. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam menulis novel terbagi menjadi tiga yakni sudut pandang orang pertama, kedua dan ketiga. – Orang Pertama Sudut pandang orang pertama menempatkan pembaca sebagai tokoh utama. Tanda sudut pandang orang pertama menggunakan “Aku”. – Orang Kedua Sudut pandang orang kedua, pembaca menjadi bagian di dalam cerita, namun bukan sebagai tokoh aku. Melainkan sebagai tokoh penggembira yang terlihat dengan tokoh “aku”. – Orang Ketiga Sudut pandang orang ketiga diposisikan sebagai orang lain atau penonton. Tentukan Konflik dan Klimaks Apabila Anda ingin menghasilkan tulisan novel yang baik, maka di dalamnya harus mengandung unsur konflik dan juga klimaks. Banyak dari beberapa orang yang sulit dalam menciptakan sebuah konflik ataupun masalah. Seperti kehidupan nyata yang dijalani manusia, hidup akan terasa hambar apabila tanpa sebuah permasalahan. Dalam novel, konflik ini hadir dengan bermacam-macam bentuk. Mulai dari konflik yang disuguhkan di awal dan akhir cerita, ataupun di tengah-tengah cerita. Apabila dihadirkan pada awal cerita, biasanya tokoh utama akan menghadapi konflik yang biasanya ia gagal menjalaninya. Akan tetapi pada konflik ke dua atau akhir tokoh utama menjadi menang. Jakarta - Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan bisa juga disebut sari karangan tanpa bisa ditemui pada buku, bab, atau Keraf, ahli bahasa ternama Indonesia, ringkasan Precis adalah suatu cara efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Meringkas adalah keterampilan untuk membuat reproduksi dari hasil karya yang sudah kata. Kata Précis juga memiliki arti 'memotong' atau 'memangkas'.Maka, arti kata ringkasan sama juga dengan rangkuman. Hasil meringkas, artinya memendekkan cerita atau mengambil intisarinya saja. Sementara, merangkum artinya menyatukan atau merangkai pokok-pokok pembicaraan, uraian, dan membuat ringkasan, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan yang terperinci harus dihilangkan. Walaupun bentuknya ringkas, namun tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang membuat ringkasan adalah untuk memahami atau mengetahui isi buku atau RingkasanAgar lebih memahami bentuk ringkasan, berikut beberapa cirinya1. Pengungkapan kembali suatu karangan dalam bentuk yang singkat dan Memproduksi kembali apa yang diungkapkan pengarang dalam Mempertahankan urutan ide-ide pokok saat menyusun Susunan ringkasan, sudut pandang, dan isinya mengikuti karangan Menggunakan kalimat yang pendek dan senada dengan kalimat pengarang Membuat RingkasanAda beberapa langkah mudah untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur menurut Keraf. Langkah-langkahnya yaitu1. Membaca naskah asli Sebelum menulis ringkasan, harus membaca seluruh isi naskah asli secara berulang-ulang, untuk mengetahui maksud dan sudut pandang pengarangnya2. Mencatat gagasan-gagasan utamaSetelah membaca berulang kali, semua gagasan penting harus dicatat atau digaris bawahi3. Menyusun ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan selanjutnya, penulis ringkasan dapat menyusun ringkasan dari ide-ide pokok yang sudah Memperhatikan beberapa ketentuanRingkasan sebaiknya disusun dalam kalimat tunggal, hindari kalimat majemukJika memungkinkan, ringkas semua kalimat menjadi frasa, dan frasa menjadi kata. Jika memungkinkan, buang semua kata keterangan atau kata jika kata sifat atau keterangan dipakai untuk menjelaskan gagasan umum yang tersiratPertahankan susunan gagasan dan topik dari karangan mudah, bukan? Ikuti langkah-langkah pembuatan ringkasan ini agar dapat menulis dengan baik ya, detikers. Simak Video "PSI Gelar Aksi Simpatik dan Edukatif di Hari Pendidikan Nasional" [GambasVideo 20detik] nwy/nwy Novel adalah karya prosa fiksi dengan runtutan peristiwa atau kisah kehidupan seseorang serta orang-orang disekitarnya yang panjang dan kompleks dengan menonjolkan watak dan sifat setiap tokoh atau pelaku Kemdikbud, 2017, hlm. 109. Bukan hanya jumlah kata atau halamannya saja yang panjang, namun jangkauan penceritaan kisahnya juga luas dan rumit. Hal tersebutlah yang menjadi perbedaan mendasar jika novel dibandingkan dengan cerpen yang memiliki jangkauan kisah sempit dalam jumlah kata yang lebih sedikit. Novel termasuk ke dalam genre teks narasi yang berarti teks yang menceritakan atau mengisahkan suatu kisah atau peristiwa. Cerita yang disampaikan bersifat fiksi atau rekaan. Namun, bukan berarti novel tidak dapat memberikan suatu isi yang bermanfaat, karena novel tetap dapat menyimpan cerminan nilai-nilai kehidupan nyata bahkan hingga menyelipkan fakta-fakta sejarah. Hanya saja, sejarah yang termuat tidak secara spesifik ditujuan untuk menceritakan kebenaran yang pernah terjadi. Contohnya adalah bagaimana novel “Ronggeng Dukuh Paruk” dapat memberikan gambaran umum mengenai bagaimana kondisi atau keadaan politik Indonesia pada tahun 1940-an. Hal tersebut menjadikan novel menjadi salah satu media kuatyang dapat menyajikan cerminan kehidupan masyarakat di kala hal yang ingin disampaikan tidak mungkin disampaikan secara langsung. Contohnya bagaimana Novel “Saman” karya Ayu Utami mampu menyampaikan beragam isu dan pergolakan politik di zaman Orde Baru. Untuk memperluas khazanah pengetahuan dan memastikan kesahihan pengertian novel, berikut adalah beberapa pengertian novel menurut para ahli. Tarigan Tarigan 2011 menyatakan bahwa Novel adalah suatu cerita dengan alur yang cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif. Nurgiyantoro Novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Nurgiyantoro, 2019, hlm. 10. Jassin Novel adalah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orangorang luar biasa karena kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib mereka H. B Jassin, dalam Suroto, 1989, hlm. 19. Semi Novel adalahsuatu jenis karya sastra yang berbentuk naratif dan berkesinambungan ditandai oleh adanya aksi dan reaksi antar tokoh, khususnya antara antagonis dan protagonist Semi, 1988, hlm. 36. Abrams Secara harfiah, mulanya novel berasal dari kata novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa Abrams dalam dalam Nurgiyantoro, 2019, hlm. 11. Unsur Intrinsik Novel Lalu apa yang membuat novel menjadi novel? Tentunya adalah bahwa suatu karya teks mengandung bermacam unsur-unsur khas yang menjadikannya sebuah teks novel. Unsur utama yang menentukan novel adalah unsur-unsur yang berdiri di dalam karyanya sendiri yang disebut sebagai unsur intrinsik novel. Unsur-unsur tersebut, menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 118 terdiri dari tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan tema. Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing unsur intrinsik novel. Tokoh & Penokohan Tokoh adalah para pelaku atau orang-orang yang dikisahkan dalam suatu cerita. Melanjutkan penjelasan tersebut, Nurgiyantoro 2012, hlm. 165 dalam Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 118 menyatakan bahwa tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya prosa fiksi yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Selanjutnya, Nurgiyantoro 2000, hlm. 176 dalam Tim Kemdikbud 2017, hlm. 188 juga membedakan tokoh dari tingkat penting atau tidaknya tokoh tersebut dan peranannya dalam plot/cerita, yakni sebagai berikut Tokoh Utama, merupakan tokoh sentral atau tokoh yang paling penting peranannya dalam suatu cerita. Tokoh tambahan, adalah tokoh bawah atau tokoh yang tidak selalu diceritakan namun masih memiliki hubungan dan peran dengan tokoh utama. Sementara itu, dilihat dari peran tokoh di dalam plotnya, tokoh terbagi menjadi Tokoh protagonis, yang biasanya diset untuk disukai oleh pembaca karena kepentingannya dalam plot serta memiliki sifat-sifat yang menarik dan positif. Tokoh antagonis, yakni tokoh yang cenderung kurang disukai pembaca karena memiliki konflik dengan tokoh protagonis, tokoh ini biasanya bersifat jahat, pengecut, atau sifat negatif lainnya. Penokohan Unsur tokoh dalam novel juga mengandung penokohan atau teknik dan cara-cara tokoh diberi watak, dikembangkan, dan ditampilkan berdasarkan perannya. Terdapat dua cara untuk melakukan penokohan, yakni cara analitik dan cara dramatik. Penokohan cara analitik menampilkan langsung watak tokoh dalam bentuk perincian oleh pengarang. Sedangkan cara dramatik menyampaikan watak atau sifat tokoh melalui dialog, pikiran, perasaan, hingga perbuatan dan komentar tokoh terhadap tokoh lain dalam cerita. Alur Plot Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun untuk mengisahkan suatu sebab dan akibat suatu kisah yang diceritakan dalam novel. Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Kemdikbud 2017, hlm. 118 yang menyatakan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas sebab akibat. Alur adalah bagian yang dapat membangun rasa penasaran suspense yang mampu menyihir pembaca untuk terus membaca. Di dalam alur terdapat peristiwa yang saling bertautan atau berelasi antar peran, baik sebagai sebab maupun sebagai akibat hingga akhirnya menciptakan konflik. Di dalam alur terkandung peristiwa, konflik, dan klimaks. Berikut adalah penjelasannya. Peristiwa Peristiwa adalah peralihan satu situasi ke situasi yang lain. terdapat dua jenis peristiwa, yakni peristiwa fungsional yang berarti peristiwa penentu bagi perkembangan alur, peristiwa kaitan yang digunakan untuk membuat peristiwa lain masuk akal, dan peristiwa acuan yang diacu oleh tokoh. KonflikKonflik merupakan peristiwa yang memunculkan berbagai kejadian penting yang disebabkan oleh adanya interaksi antartokoh meliputi tokoh dengan masyarakat, tokoh dengan dirinya sendiri, hingga tokoh dengan tokoh lain yang memiliki perbedaan pandangan. KlimaksKlimaks adalah konflik yang telah mencapai puncaknya dan tidak dapat terhindarkan. Berbagai orientasi dan konflik yang telah terbangun akan dihadapkan pada puncak masalah atau klimaks. Dapat dikatakan bahwa klimaks merupakan bagian akhir dari alur yang terdiri dari tiga bagian, yakni awal, tengah, dan akhir. Alur memiliki beberapa kaidah yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan alur yang baik dan menarik. Beberapa kaidah tersebut meliputi Kemasukakalan plausability, merupakan diterima atau tidaknya alur yang disusun oleh pembaca. Untuk mencapai kemasukakalan, setiap peristiwa dapat diperkuat oleh peristiwa kaitan. Kejutan surprise, merujuk pada peristiwa-peristiwa yang tiba-tiba dan tidak terduga yang dialami tokoh dengan penuh ketidakpastian sehingga pembaca tergelitik, terdorong, dan termotivasi untuk membaca terhadap dampak shock yang diberikannya. Misteri suspense, adalah suatu hal yang ditunda-tunda dan hanya diberikan sedikit bagian saja untuk memancing rasa penasaran pembaca. Keutuhan unity, merupakan keterhubungan secara keseluruhan dari alur yang disusun. Tanpa keutuhan, suatu alur tidak akan tampak seragam dan menyatu sehingga dapat mengaburkan maksud yang dituju. Latar atau Setting Latar merupakan gambaran yang digunakan untuk menempatkan peristiwa dalam suatu cerita. Latar terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi Latar tempat, yang mengacu pada kondisi geografis atau tempat terjadi peristiwa/cerita. contohnya Bandung, desa, perkantoran, sekolah, rumah, pasar, dsb; Latar waktu, yang berarti kapan cerita berlangsung, acuannya dapat meliputi jam, bulan, tahun, zaman, abad, dsb; Latar sosial, yang berkaitan dengan budaya dan adat istiadat masyarakat yang menaungi kisah, hingga bagaimana cara berpikir masyarakat pada masa tertentu. Sudut Pandang Sudut pandang berarti “siapa” dan bagaimana cara penyampaian yang bercerita. Terdapat dua jenis sudut pandang, yakni sudut pandang orang pertama, adalah penyampaian cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh aku/saya secara langsung; sudut pandang orang ketiga, yakni penyampaiannya dilakukan oleh penulis narator yang berada di luar cerita, sehingga menggunakan dia, mereka, nama tokoh, dsb. Tema Tema adalah dasar atau pokok pikiran utama dari suatu cerita. Umumnya, tema yang diangkat dalam novel meliputi berbagai kaitan kehidupan seperti makna kehidupan, cinta, nilai sosial, agama religius, keluarga, sejarah, psikologis, dsb. Tema dapat memiliki sub tema atau biasa disebut dengan tema turunan. Tema utama merupakan pokok cerita yang menjadi fondasi utama penceritaan, sedangkan Tema turunan menjadi penguatnya saja. Contohnya tema religius yang diiringi oleh tema turunan cinta dalam novel “Ayat-Ayat Cinta”. Unsur Kebahasaan Novel Unsur atau kaidah kebahasaan novel tentunya akan banyak mengadopsi teks narasi, karena novel merupakan salah satu turunannya. Berikut adalah beberapa ciri atau unsur kebahasaan dalam novel. Karena sifatnya bercerita, maka novel akan banyak menggunakan kalimat yang bermakna lampau. Urutan peristiwa dan alur akan membuat novel cenderung menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau biasa disebut dengan konjungsi kronologis seperti kemudian, selanjutnya, akhirnya. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tidak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh yang dibawakan oleh penulis. Penggambaran tokoh dalam novel akan memuat banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh kata kerja mental. Novel dengan sudut pandang orang pertama akan banyak menggunakan kata orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, seperti aku, saya dan kami. Namun, dalam sudut pandang orang ketiga, novel akan banyak menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, mereka. Cara Membuat Novel Merancang Novel Sebetulnya, cara terbaik membuat novel adalah dengan mencurahkan ide awal yang kita miliki terlebih dahulu. Bisa jadi kita memiliki pengalaman menarik yang sepertinya cocok untuk dijadikan novel. Boleh juga dimulai juga dengan perancangan tokoh utama yang terinspirasi dari idola kita. Curahkan dan tulis saja terlebih dahulu apapun yang kita miliki, seperti bagaimana seorang pelukis akan memulai karyanya melalui sketsa ekspresif yang tidak memikirkan benar atau salahnya guratan terlebih dahulu. Setelah itu, ikutilah langkah-langkah membuat novel menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 126 di bawah ini. Tentukan tema apa yang akan diangkat dalam novel, misalnya pendidikan, persahabatan, atau politik. Mulai rancang tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam kisahnya. Tentukan peran tokoh meliputi tokoh protagonis, antagonis, dan jika diperlukan tritagonis. Susun alur yang akan disajikan, misalnya alur maju sederhana meliputi orientasi, konflik, klimaks, dan resolusi. Bisa juga dilakukan alur yang rumit yang justru menampilkan konflik terlebih dahulu untuk memberikan dampak kejutan dan membuat penasaran pembaca melalui orientasi yang memberikan suspense menuju klimaks. Tentukan latar tempat, waktu, dan keadaan sosial yang akan menyelimuti kisah dalam novel. Pastikan apa amanat atau nilai positif utama yang ingin dibawakan dalam novel agar hal tersebut dapat dibawakan dengan baik lewat novel. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nurgiyantoro, Burhan. 2019. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta UGM Press. Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang Angkasa Jaya. Suroto 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra INDONESIA untuk SMTA. Jakarta Erlangga. Tarigan, 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung Angkasa Thahar.

aspek yang tidak perlu diperhatikan dalam membuat ringkasan novel adalah